Pengenalan Morfem (prinsip-prinsip pengenalan Morfem)

Modul ini terdiri dari :
  1. Prinsip prinsip pengenalan Morfem
  2. Kata monomorfemis
  3. Kata polimorfemis
Prinsip-prinsip pengenalan Morfem meliputi 3 prinsip utama dan 3 prinsip tambahan yang dapat dijadikan alat uji untuk menentukan Morfem-morfem dalam bahasa Indonesia.

Prinsip I
Bentuk-bentuk yang berulang atau sama yang mempunyai pengertian yang sama, termasuk Morfem yang sama.
Contoh:
  • Di daerah
  • Di sana
  • Di mana
  • Di sawah
  • Di dalam
  • Di samping
  • Di atas.
Daerah, sana, mana , sawah, dalam, samping dan atas adalah morfem.
Bentuk "di" memiliki arti yang sama yaitu menunjukkan tempat. Di daerah berarti menunjukkan suatu daerah. Di sana berarti menunjukkan tempat yang dituju.

Prinsip 2
Bentuk-bentuk yang mirip susunan fonem-fonemnya, yang mempunyai pengertian yang sama, termasuk Morfem yang sama, apabila perbedaan-perbedaan itu dapat diterangkan secara fonologi.
Contoh:

  • Me-raba
  • Me(n)-tulis
  • Me(m)-baca
  • Me(ny)-simak
  • Me(ng)-gapai
  • Me(n)-cium
  • Me(m)-beli
Dengan prinsip 2 itu dapat kita pahami bahwa Morf me-, Me(n), dll diatas yang terdapat pada kata tersebut diatas adalah Morfem yang sama.
Hal ini disebabkan semua Morfem itu memiliki pengertian yang sama. Walaupun morf-morf itu memiliki bentuk yang berbeda-beda, perbedaan itu hanya disebabkan oleh pengaruh fonem awal atau jumlah suku kata bentuk dasarnya. Dengan kata lain perbedaan itu disebabkan oleh pengaruh atau pengaruh atau kondisi fonologi bentuk dasarnya. Dengan demikian, perbedaan itu dapat dijelaskan secara fonologis.

Prinsip 3
Bentuk-bentuk yang berbeda susunan fonem-fonemnya, yang perbedaan-perbedaannya tidak dapat diterangkan secara fonologis, masih bisa dianggap sebagai Morfem yang sama, asal perbedaan-perbedaan itu bisa diterangkan secara morfologi.
Contoh:

  • Ber-baring
  • Ber-sua
  • Ber-temu
  • Be(l)-ajar
  • Ber-adu
  • Ber-kerja
  • Ber-sandar
Di dalam ketujuh kata diatas terdapat Morf yang berupa bentuk dasar yaitu baring, sua, temu, ajar, adu, kerja, dan sandar dan Morf yang merupakan bentuk afiks /ber-/, /be-/, /bel-/.
Bentuk /be-/ terjadi pada suku kata pertama bentuk dasarnya berawal dengan fonem /r/ atau suku pertamanya berakhir dengan /er/; dan /e/ nya pepet seperti bersandar.
Bentuk /bel-/ hanya didapati bersama bersama bentuk /ajar/. Dengan kata lain, bentuk /bel-/ tidak pernah bersama dengan bentuk lain. Kasus yang bersifat spesifik ini merupakan gejala yang bersifat morfologis atau morfemis. Morf /bel-/ bisa berada satu-satunya hanya dengan Morf /ajar/.

Prinsip 4

  1. Morfem-morfem yang berbeda apabila berbeda pengertiannya.
  2. Morfem yang sama apabila memiliki pengertian yang sama (atau mirip) namun bentuk-bentuk itu memiliki distribusi yang berlainan; 
  3. Morfem-morfem yang berbeda walaupun pengertiannya berhubungan jika memiliki distribusi yang sama.
Contoh:
Kaki adik , kaki kursi, kaki gunung, daun telinga, daun pintu, punggung kerbau, punggung bukit adalah bentuk-bentuk yang homofon atau sama, dan memiliki arti yang berhubungan. Tapi masing-masing memiliki distribusi yang berlainan, seperti kedudukan kaki adik tidak dapat menggantikan kedudukan bentuk kaki gunung. Atau daun telinga tidak dapat menggantikan kedudukan daun jendela.

Prinsip 5
Suatu bentuk bisa dinyatakan sebagai Morfem jika:
  1. Berdiri-sendiri atau dapat dipisahkan contoh yang, dan, dari, pada, ke, karena, sebab, pun, ketika, bahwa dan ku.
  2. Merupakan bentuk pembeda di antara bentuk-bentuk di dalam deretan struktur contoh /-an/, /pe-/ (tanam-an, pe-muda)
  3. Dapat berkombinasi dengan unsur lain yang dapat berdiri-sendiri atau dapat berkombinasi dengan unsur yang lain pula contoh swa-daya-berdaya; pra-sekolah-bersekolah; alo-morf-morfem; asta-brata-ekabrata.

Prinsip 6
  1. Jika suatu bentuk terdapat di dalam kombinasi satu-satunya dengan bentuk lain, yang pada gilirannya dapat berdiri-sendiri atau di dalam kombinasi dengan bentuk-bentuk lain, bentuk itu dianggap Morfem juga contoh /renta/ yang kedapatan satu-satunya berkombinasi dengan bentuk /tua/ pada tua renta. Bentuk /renta/ yang dianggap sebagai sebagai Morfem tersendiri itu sering disebut sebagai Morfem unik.
  2. Jika di dalam suatu deret struktur terdapat perbedaan yang berupa kekosongan maka kekosongan itu dianggap sebagai: 1. Morfem tersendiri apabila deretan struktur itu berurusan dengan morfem-morfem. 2. Alomorf dari suatu Morfem apabila deretan struktur itu berurusan dengan Alomorf-alomorf suatu Morfem.
Contoh: menggunting kain, membeli buku, memasak rendang, minum teh, makan roti , mengangkat tangan, menjala ikan.

Tes Formatif I

  1. Di dalam kata me(m)-baca, di-baca, pe(m)-baca dan baca-an, terdapat satu Morfem baca.
  2. Bentuk baca di dalam kata me(m)-baca, di-baca, pe(m)-baca, baca-an memiliki satu makna yang sama.
  3. Me-rudal, Me(n)-dongkrak, Me(m)-bajak, Me(ny)-sapu, Me(Ng)-gunting, Me(nge)-bom terdapat satu Morfem {Me(n)}.
  4. Be(r)-pikir, be(r)-judi, be(r)-tanam, be(r)-nyanyi, be(r)-santap, terdapat 1 Morfem {be(r)}.
  5. Anak itu minum kopi, terdapat Morfem zero.
  6. Morf /be-/ dab /ber-/ pada berotan dan berdamar dalam kalimat berikut: 1. Mereka berotan di hutan selama satu tahun; 2. Pekerjaan bersama itu dijalani pak amat dengan sungguh-sungguh, memiliki arti yang sama. Walau keduanya memiliki bentuk yang berbeda, namun Perbedaan itu terjadi oleh karena lingkungan fonologisnya. 
  7. Adik saya ber-nama Hari, Laki-laki itu ber-istri dua, Kuda dan kambing adalah binatang ber-kaki empat, Perjalanan ini ber-guna bagi kita. Morf /ber-/ pada kata-kata di atas memiliki bentuk dan arti yang sama.
  8. Katanya, bukumu terbawa olehnya; Oleh karena tergesa-gesa, kakinya terinjak olehku. Morf /ter-/ pada kata-kata diatas adalah Morfem yang sama karena memiliki bentuk dan arti yang sama.
  9. Tukang itu sedang memperbaiki saluran air; Tukang itu berpenghasilan sedang. Morf /sedang/ pada kata-kata diatas adalah dua Morfem.
  10. Mulut gua itu sempit; Lepas dari mulut singa, masuk mulut harimau. Morf dalam kalimat diatas adalah satu Morfem.
  11. Kata bersandar terdiri dari ber-sandar dan kata sandaran terdiri dari sandar-an. Berarti ber-, sandar, dan -an masing masing adalah Morfem sebab setiap bentuk yang dapat dipisahkan adalah Morfem.
  12. Bentuk renta yang terdapat pada tua renta adalah Morfem sebab bukti adanya bentuk tua Bangka, tua sekali, amat tua, sangat tua dan ketua menunjukkan bahwa tua adalah satu Morfem tersendiri.
  13. Bentuk renta pada tua renta adalah Morfem unik sebab bentuk renta tidak pernah dapat berdiri-sendiri dan tidak pernah berkombinasi dengan bentuk-bentuk lain kecuali bentuk tua.
  14. Bentuk di, ke, dari, pada, yang, oleh dan maka, masing-masing adalah Morfem sebab bentuk-bentuk yang mampu berdiri-sendiri dapat dinyatakan sebagai Morfem.
  15. Bentuk-bentuk yang sembunyi belum dapat dipastikan termasuk Morfem yang sama sebab bentuk amat yang berarti nama orang dan amat yang berarti sangat adalah 2 Morfem yang berbeda.
  16. Morfem {-an} pada kata harian dalam kalimat "pabrik mempekerjakan buruh harian" sama dengan Morfem {-an} pada kata dalam kalimat 1. Ia mendapat gaji mingguan, 2. Di sini dijual kain meteran. 3. Intisari adalah majalah bulanan.
  17. Bentuk-bentuk yang mirip (susunan fonem-fonemnya), yang mempunyai pengertian yang sama, termasuk Morfem yang sama, apabila perbedaan-perbedaannya dapat diterangkan secara fonologis. Berdasarkan prinsip penentuan Morfem tersebut, dapat dinyatakan bahwa suatu Morfem dapat memiliki wujud yang berbeda-beda. Wujud Morfem bisa berbeda karena pengaruh lingkungan fonologisnya.
  18. Bentuk-bentuk yang berbeda susunan fonem-fonemnya, yang perbedaan-perbedaannya tidak dapat diterangkan secara fonologis, masih bisa dianggap sebagai Morfem yang sama asal perbedaan-perbedaan itu bisa diterangkan secara morfologis. Contoh bentuk /be-/ pada bekerja dan bentuk /bel-/ pada belajar memiliki arti yang sama. Demikian pula bentuk /pe-/ pada pekerja dan bentuk /pel-/ pada pelajar. Perbedaan bentuk-bentuk Morfem itu dapat dijelaskan secara morfologis.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengertian Morf, Morfem, Alomorf, dan Kata

CODE SWITCHING, CODE MIXING, AND INTERFERENCE