HARD SKILL AND SOFT SKILL DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
I.
PENDAHULUAN
Dalam suatu negara, tidak dapat dipungkiri
pekerja merupakan salah satu penggerak roda perekonomian bangsa yang memiliki
pengaruh sangat signifikan. Adalah sebuah konsekuensi logis, dengan tidak
adanya atau dengan berhentinya buruh/pekerja bekerja, maka aktivitas produksi
perusahaan akan berhenti dan hal itu akan mengakibatkan terhentinya pula
aktivits produksi barang dan jasa suatu negara.
Globalisasi ekonomi abad 21, bergerak cepat
dan semakin sulit diprediksi, dimana semua produk berkualitas premium, dengan
produksi dan distribusi serba cepat seiring dengan perkembangan sistem informasi
dan teknologi (IT).
Kondisi ini memacu Indonesia untuk mengimbangi
persaingan bebas agar dapat berkompetisi khususnya menghadapi pasar tunggal
ASEAN (ASEAN Blue Print 2012: ASEAN Single Market) dan APEC Free Trade Area
2020
Saat ini pelaku usaha berlomba-lomba
mengeluarkan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan manusia yang semakin
meningkat, sayangnya hal itu juga diikuti oleh pesaing-pesaing lain sehingga
terjadi persaingan penciptaan barang dan jasa. Kondisi ini mengakibatkan
naiknya barang dan jasa yang ditawarkan dibandingkan keinginan konsumen (laws
of Supply and Demand).
Aktivitas produksi seharusnya dilakukan oleh
produsen setelah melakukan analisa perilaku konsumen. Orientasi yang harus
dilakukan oleh produsen adalah pasar (industri), artinya aktivitas tidak hanya
mengelola input menjadi produk (barang dan jasa) tetapi dituntut bagaimana agar
produk tersebut diterima oleh pasar. Agar produk diterima oleh pasar, maka
produksi yang dihasilkan harus mempunyai nilai tambah (value added) seperti
kemasan (packaging), kecepatan pengiriman, layanan purna jual yang excellent sehingga
konsumen merasa puas dan tertarik untuk membeli produk tersebut.
Nilai tambah merupakan tolok ukur
kinerja suatu perusahaan yang diciptakan melalui kegiatan transformasi
faktor-faktor produksi seperti alat-alat produksi, sistem pemasaran, management
perusahaan, teknologi dan sumber daya manusia yang berkualitas, mampu, handal
dan professional. Hal terakhir yang disebutkan merupakan kunci sukses keberhasilan suatu perusahaan karena walaupun
sistem informasi bagus, alat-alat produksi bagus tetapi jika sumber daya
manusianya tidak maksimal dalam melakukan tugasnya, tentulah output yang
dihasilkan tidak maksimal.
Bagian selanjutnya akan membahas bagaimana sumber daya manusa ini
dimaksimalkan untuk menunjang produktivitas suatu perusahaan.
II.
ANALISA PEMIKIRAN
Setiap perusahaan yang melakukan bisnis di bidang apapun itu, hal
utama yang menjadi tujuannya yaitu bagaimana perusahaan tersebut dapat berjalan
dengan baik dalam arti tercapainya keberhasilan yang baik. Untuk mencapai
tujuan itu, diperlukan suatu strategi manajemen yang sudah pasti dimiliki
setiap perusahaan.
Seperti
yang telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa sumber daya manusia merupakan
kunci sukses suatu perusahaan maka perlu upaya-upaya perusahaan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya dalam mendukung produktivitas suatu perusahaan
Dalam Era Globalisasi ini dan dari tahun ke tahun, dapat dirasakan
intensitas persaingan/kompetisi bisnis berlangsung dengan cepat. Perusahaan
harus berlomba-lomba agar lebih inovatif, kreatif dan berbasis sistem yang
modern serta sumber daya yang berkualitas, mampu, handal dan professional.
Sumber
daya manusia yang berkualitas, mampu, handal dan professional dapat diperoleh
dengan meningkatkan manajeman sumber daya manusia berbasis kompetensi.
Konsep
kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut Organisasi Industri
Psikologi Amerika (Mitrani, Palziel and
Fitt, 1992:14) gerakan kompetensi telah dimulai pada tahun 1960 dan 1970. Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
Menurut Spencer and
Spencer, (1993 : 9) Kompetensi adalah sebagai karakteristik yang
mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam
pekerjaannya (an underlying characteristic’s of an individual which is causally
related to criterion – referenced effective and or superior performance in a
job or situation).
-
Underlying Characteristics mengandung makna kompetensi adalah
bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta
perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.
-
Causally Related memiliki arti kompetensi adalah
sesuatu yang menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja.
-
Criterion Referenced mengandung makna bahwa kompetensi
sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik, diukur dari kriteria atau
standar yang digunakan
Menurut Poerwadarminta (1993:518), kompetensi
adalah kekuasaan (kewenangan) untuk menentukan/memutuskan suatu hal.
Menurut Suparno (2001:27), Kompetensi adalah
kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki
ketrampilan & kecakapan yang diisyaratkan.
Sedangkan kompetensi menurut Van Looy, Van Dierdonck, and Gemmel (1998:212) menyatakan kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia yang berhubungan dengan efektifitas performa, karakteristik ini dapat dilihat seperti gaya bertindak, berperilaku, dan berpikir.
Sedangkan kompetensi menurut Van Looy, Van Dierdonck, and Gemmel (1998:212) menyatakan kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia yang berhubungan dengan efektifitas performa, karakteristik ini dapat dilihat seperti gaya bertindak, berperilaku, dan berpikir.
Karakteristik
Kompetensi
Menurut
Spencer and Spencer (1993:10) Kompetensi terdiri dari 5 (lima) karakteristik
yaitu:
1. Motives
Adalah sesuatu dimana seorang secara konsisten
berfikir sehingga ia melakukan tindakan. Spencer (1993) menambahkan bahwa
motives adalah “drive, direct and select behaviour toward certain actions or
goals and away from others”. Misalnya seseorang yang memiliki motivasi
berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi suatu
tantangan pada dirinya sendiri dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai
tujuan tersebut serta mengharapkan semacam “feedback” untuk memperbaiki
dirinya.
2. Traits
Adalah watak yang membuat orang untuk
berperilaku atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu.
Sebagai contoh seperti percaya diri, kontrol diri, ketabahan atau daya tahan
3. Self Concept
Adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki
seseorang. Sikap dan nilai ukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui
nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu
4. Knowledge
Adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk
bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Tes
pengetahuan mengukur kemampuan peserta untuk memilih jawaban yang paling benar
tetapi tidak bias melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
5. Skills
Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas
tertentu baik secara fisik maupun mental.
Spencer membagi skill menjadi soft skill dan hard skill
Definition of 'Hard Skills'
Spesifik,
mendidik kemampuan yang dapat didefinisikan dan diukur. Sebaliknya, soft skill
kurang nyata dan sulit untuk diukur. Contoh hard skill meliputi keterampilan
kerja seperti mengetik, menulis, membaca matematika, dan kemampuan untuk
menggunakan program perangkat lunak, soft skill adalah kepribadian-driven
keterampilan seperti etiket, bergaul dengan orang lain, mendengarkan dan
terlibat dalam pembicaraan kecil.
Dalam bisnis khususnya pada industri asuransi, hard skill paling sering merujuk pada kemampuan underwriting suatu resiko, akuntansi, keuangan dan teknologi.
Dalam bisnis khususnya pada industri asuransi, hard skill paling sering merujuk pada kemampuan underwriting suatu resiko, akuntansi, keuangan dan teknologi.
Soft Skills
terbagi menjadi Self Management Skills dan People Skill,
Soft skills – terdiri 8 Self Management Skill
- Self awareness (kesadaran diri) – mengetahui apa yang mendorong, kemarahan, memotivasi, malu, frustrasi, menginspirasi Anda knowing what drives, angers, motivates, embarrasses, frustrates, inspires you
- Emotion management (manajeman emosi) – mampu mengendalikan emosi yang tak terduga seperti marah dan frustasi sehingga dapat berpikir jenis secara optimum.
- Self-confidence (percaya diri) – mereka yang percaya diri memiliki akses ke “unlimited power”
- Stress management (manajemen stress) – mampu untuk tetap tenang dan seimbang pada saat stressful, situasi yang luar biasa
- Resilience (ketahanan) – kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan pekerjaan atau karir
- Skills to forgive and forget (keterampilan untuk memaafkan dan melupakan) – kemampuan untuk bergerak tanpa beban dari kesalahan masa lalu.
- Persistence and Perseverance (kegigihan dan ketekunan) – kemampun mengatasi situasi dan dan rintangan serta mempertahankan energi tetap sama.
- Patience (kesabaran) – kemampuan melangkah mundur dalam keadaan darurat untuk berpikir jernih atau kemampuan untuk berhenti sejenak dan menunggu ketika berusaha bergesa-gesa atau yang lain tergesa-gesa.
Soft Skills – terdiri dari 20 People Skills
- Communication skills (ketrampilan berkomunikasi) – kemampuan untuk mendengarkan dan mengartikulasikan ide-ide secara tertulis dan lisan kepada audience. Dikenal sebagai keterampilan komunikasi interpersonal.
- Presentation skills (ketrampilan presentase) – kemampuan untuk mempertahankan atensi dan mencapai hasil yang diinginkan dari presentasi kepada audiens.
- Facilitating skills (ketrampilan fasilitas) - kemampuan untuk mengkoordinasikan dan meminta opini serta feedback yang baik dari kelompok dengan perspektif yang beragam untuk mencapai best solution.
- Interviewing skills (ketrampilan wawancara) – kemampuan untuk menjual keahlian sebagai diwawancarai atau akurat menilai kemampuan lain atau mengekstrak informasi yang dibutuhkan sebagai pewawancara
- Selling skills (ketrampilan menjual) – ini tidak hanya untuk orang-orang di bagian penjualan. Ini adalah ketrampilan untuk membangun agar orang lain dapat menerima ide, keputusan, tindakan, produk dan jasa.
- Meeting management skills (ketrampilan meeting management) – setidaknya 50% dari meeting harian di perusahaan Amerika buang-buang waktu. Ketrampilan meeting management adalah ketrampilan secara efisien dan efektif mencapai hasil yang produktif dari memimpin suatu rapat.
- Influence / persuasion skills (ketrampilan mempengaruhi atau membujuk) - kemampuan untuk mempengaruhi perspektif/pandangan atau pengambilan keputusan seseorang.
- Team work skills (ketrampilan bekerja dalam team) – kemampuan bekerja secara efektif dengan orang yang berbeda skill sets, personalities, work styles, or motivation level.
- Management skills (ketrampilan management) – kemampaun memotivasi dan menciptakan high performing team with people of varied skills, personalities, motivations, and work styles.
- Leadership skills (ketrampilan memimpin) – kemampuan menciptakan dan mengkomunikasikan visi dan ide yang memberikan inspirasi kepada orang lain untuk mengikuti komitmen dan dedikasinya.
- Skills in dealing with difficult personalities (ketrampilan dalam berhubungan dengan kesulitan personalities) – kemampuan bekerja baik atau memange seseorang yang menyulitkan.
- Skills in dealing with difficult situations (ketrampilan berhubungan dengan situasi yang sulit) – kemampuan untuk tetap tenang dan tetap efektif ketika dihadapi dengan situasi sulit yng tidak diharapkan.
- Ability to think / communicate on your feet (under pressure) (kemampuan berpikir dan berkomunikasi pada kemampuan sendiri (dibawah tekanan)) – kemampuan untuk mengartikulasikan pikiran secara teratur bahkan ketika sedang tidak siap untuk pertanyaan atau situasi tertentu
- Networking skills (ketrampilan jaringan) – kemampuan menarik atau tertarik dalan pembicaraan bisnis yang memotivasi orang ingin masuk ke dalam jaringan .
- Interpersonal relationship skills (ketrampilan hubungan interpersonal) – kemampuan untuk membangun kepercayaan, menemukan kesamaan, memiliki empati, dan akhirnya membangun hubungan baik with people you like or in positions of power/influence.
- Negotiation skills (ketrampilan negosiasi) – kemampuan untuk memahami sisi lain dan mencapai resolusi win-win yang Anda temukan positif, memenuhi kedua belah pihak, dan memelihara hubungan untuk urusan masa depan
- Mentoring / coaching skills (ketrampilan mentoring/coaching) – kemampuan untuk memberikan constructive wisdom, guidance, and/or feedback that can help others further their career development
- Organizing skills (ketrampilan organisasi) – kemampuan untuk mengatur pertemuan bisnis untuk memfasilitasi transaksi belajar, jaringan, atau bisnis.
- Self-promotion skills (ketrampilan mempromosikan diri) - kemampuan untuk halus mempromosikan keahlian dan hasil kerja kepada orang kekuasaan atau pengaruh dalam organisasi. Ini akan membangun reputasi dan pengaruh.
- Savvy in handling office politics (cerdas dalam menangani politik kantor) – kemampuan untuk memahmi dan berhubungan dengan politik kantor sehingga dpat melindungi diri dari ketidakadilan serta karir selanjutnya.
Dengan mengetahui hard skill dan soft skill maka
perencanaan sumber daya manusia akan lebih baik hasilnya dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya guna
mendukung produktivitas suatu
perusahaan.
Pengertian
Productivitas
1. Filosifis :
Produktivitas,
adalah sikap mental yang selalu mempunyai pendangan bahwa mutu kehidupan hari
ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
2. Ekonomis :
Produtivitas,
adalah “perolehan hasil” yang dicapai (output) “sebesar-besarnya” dengan
pengorbanan “sumberdaya” yang digunakan “sekecil-kecilnya”
3. Teknis :
Perbandingan
/ formulasi rasio antara output dengan input:
P =
|
O
|
I
|
Unsur-unsur Produktivitas :
1. Efisiensi : suatu ukuran dalam membandingkan
penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang
sebenarnya terjadi
2. Efektivitas : suatu ukuran dalam membandingkan
realisasi target dapat tercapai baik secara kualitas maupun waktu
3. Kualitas : ukuran yang menyatakan tercapainya
persyaratan, spesifikasi dan atau harapan konsumen
III.
KOMPETENSI DI INDUSTRI ASURANSI JELANG ERA
GLOBLISASI
Tahun 2015
sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Indonesia akan memasuki era Asean
Economic Community yang mana merupakan upaya bersama untuk mencipta kawasan
ekonomi ASEAN yang stabil, makmur dan memiliki daya saing tinggi, pembangunan
ekonomi yang merata dan mengurangi kemiskinan serta kesenjangan sosial-ekonomi.
Namun, sudah siapkah Bangsa Indonesia untuk melaksanakan pasar bebas ASEAN
tersebut, khususnya industri asuransi?
Guna
menghadapi era globalisasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) meminta pelaku industri asuransi meningkatkan kompetensi sumber
daya manusia (SDM). Menurut Isa Rachmatarwata, Kepala Biro Perasuransian
Bapepam-LK, regulator akan membuat standar kualifikasi kompetensi serta fit and
proper test untuk direktur dan komisaris perusahaan asuransi serta reasuransi.
Standar kualifikasi kompetensi tersebut akan fokus pada enam kompetensi yaitu underwriting,
claim processing, reinsurance management organizising, prograde, acturial
expertise, dan loss a justing (penilai kerugian).
Saat ini Biro Perasuransian Bapepam LK telah bekerjasama
dengan Dewan Asuransi Indonesia (DAI), untuk membuat suatu Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang asuransi sebagai salah satu cara
“membentengi” para tenaga asing agar tidak bisa sembarangan masuk ke Indonesia.
Hal ini diwujudkan dengan telah ditandatanganinya MOU kerjasama antara
konsultan SKKNI, PT. Cipta Karya Kompetensi dengan Dewan Asuransi Indonesia di
Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Bapepam LK pada Jumat pagi tanggal 31 Agustus
2012.
Dari keterangan di atas jelas bahwa
industri asuransi sudah mulai menerapkan peraturan mengenai kompetensi sumber
daya manusia dalam memasuki era globalisasi 2015. Hal ini sangat penting karena
sampai saat ini di Industri Asuransi belum ada
keseragaman standard uji kompetensi seperti di Industri Perbankan, bahwa seseorang
yang akan menduduki jabatan tertentu akan di trainning terlebih dahulu agar
dapat memahami fungsi dan tugasnya. Kecenderungan di Industri Asuransi adalah mereka
yang naik jabatan masih bersifat dipaksakan karena faktor usia, kedekatan
dengan atasan, lama bekerja atau sekedar penghargaan. Sehingga bisa dirasakan
bahwa standard pengetahuan manager (misalnya) di masing-masing perusahaan
asuransi berbeda-beda karena tidak ada keseragaman yang standard.
Sesuai
informasi yang diterima penulis bahwa akan ada 90 Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang asuransi, 6 diantaranya telah diketahui
yaitu underwriting, claim processing,
reinsurance management organizising, prograde, acturial expertise, dan loss a
justing (penilai kerugian) yang termasuk ke dalam Hard Skill.
Tujuan dari
penetapan 90 SKKNI di bidang asuransi tidak lain guna membentengi masuknya pesaing
dari luar negeri dan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia sebagai
salah satu faktor penggerak perusahaan dalam meningkatkan produktivitas untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu profitabilitas.
Cara terbaik
agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan
menghasilkan kualitas yang terbaik dengan upaya perbaikan berkesinambungan
terhadap kemampuan sumber daya manusia baik hard skill maupun soft skill,
seperti:
1.
Jangka Panjang :
perbaikan dan penyempurnaan pendidikan dan pelatihan nasional secara berkesinambungan
dan terus menerus
2.
Jangka pendek:
training dan retraining menjadi bagian terpenting dan strategis dalam
mengembangkan SDM
Hard Skill dan
soft skill disini tentunya harus diselaraskan dengan visi dan misi serta
nilai perusahaan maupun strategi
perusahaan tersebut dalam berbisnis. Hard Skill yang dimaksud adalah
pengetahuan akan alat-alat produksi, disini sumber daya manusia bertindak
sebagai operator alat-alat produksi,
sehingga mereka dapat mengoperasikan alat-alat produksi tersebut dengan handal.
Kemampuan lain misalnya kemampuan berbahasa Inggris dan managerial. Kemampuan
ini sangat diperlukan dalam membuat strategi-strategi bisnis dalam memenangkan
persaingan dengan para kompetitor.
Kemampuan soft
skill seperti dapat beradaptasi, tahan banting, sopan santun. Hal –hal tersebut
sangat diperlukan dalam mendukung keberhasilan bisnis suatu organisasi bahkan
dalam beberapa teori mengatakan bahwa soft skills completed hard skills (part
of a person’s IQ) (George Paajanen, El Reports, Technology Based Solutions/
Personal Deceisons, 1992) dan soft skills are increasingly sought out by
employers in addition to standard qualifications. (Giuseppe Giusti, 2008).
IV.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas jelas bahwa Industri
Asuransi harus membenahi organisasinya terutama kompetensi sumber daya
manusianya baik hard skill maupun soft skill secara berkesinambungan dan terus menerus baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Jangka panjang melalui perbaikan dan penyempurnaan pendidikan
dan pelatihan nasional, jangka pendek melalui training dan retraining sehingga
ada keseimbangan antara hard skill dan soft skill.
Refensi:
1. Opini : Harmonisasi Kepentingan Buruh dan
Pengusaha, Hendro Manurung, The President Post Indonesia Edisi ke 14 Desember
2012
2. Asosiasi Industri Perlampuan Listrik
Indonesia, 2008
3. Kementrian energi dan sumber daya mineral,
Kiat Sukses perusahaan Tambang di Indonesia, 2010
4. Indonesia finance today, 26 Agustus
2012
5. Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia
6. Productivity, Theory and Measurement,
Sepo Saari
SEKIAN
Comments
Post a Comment