FONDASI SATUAN PENGAWAS INTERNAL (SPI) PERUSAHAAN ASURANSI UMUM PT. ABB

BAB I PENGENALAN SATUAN PENGAWAS INTERNAL (SPI)

Perkembangan Audit Internal

Dalam perkembangannya pekerjaan SPI bukan hanya dibutuhkan untuk audit laporan keuangan melainkan juga untuk evaluasi atau audit divisi lainnya seperti Divisi SDM, Divisi Underwriting, Divisi Klaim, Divisi Reas, Divisi IT,  Sekper, Divisi Pemasaran, Kantor Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran.

Kebutuhan tersebut disebabkan oleh keterbatasan kemampuan para Kepala Divisi atau Kepala Cabang/Pemasaran untuk mengawasi/mengendalikan secara langsung kegiatan perusahaan yang semakin besar dan tersebar serta kompleknya operasional perusahaan. Sehingga SPI membutuhkan personil-personil dengan keahlian khusus untuk membantu manajeman dalam mengelola perusahaan sehingga dapat mencapai kinerja yang terbaik.

SPI melakukan audit untuk mengevaluasi keseluruhan aspek operasional dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada manajemen dan staf operasional agar kinerja daapat ditingkatkan atau diperbaiki dan tujuan organisasi dapat dicapat.

Seiring dengan pentingnya SPI dalam perusahaan, diharapkan personil SPI mengikuti program sertifikasi untuk Audior Internal

 

Jenis Jasa yang Diberikan oleh SPI

Seiring dengan perkembangan peran SPI dalam perusahaan, kian hari semakin meluas jasa yang diharapkan dapat diberikan. Saat ini jasa yang dapat diberikan oleh SPI bukan hanya sekedar jasa audit semata melainkan juga jasa non-audit 

Jenis audit meliputi 4 (empat) pendekatan audit mendasar berikut:  

  1. Audit Keuangan : Bagi SPI, audit keuangan merupakan langkah untuk mereview tentang keandalan dan integritas informasi akuntasi dan pengamanan aktiva
  2. Audit Ketaatan : Audit Ketaatan umumnya berkaitan dengan standar tentang "Ketaatan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan dan kontrak". Hasil audit ini berupa pernyataan apakah perlaksanaan aktivitas telah sesuai atau belum sesuai disertai dengan konsekuensinya yang ditetapkan
  3. Audit Operasional : Audit Operasional merupakan upaya untuk meriview secara komprehensif atas berbagai fungsi/aktivitas organisasi untuk menilai tingkat keekonomisan, keefesienan, dan keefektifitasan dalam mencapai tutjuan. Hasil dari pelakanaan audit operasional ini berupa temuan yang diikuti oleh saran/rekomendasi untuk memperbaiki permasalahan yang ada, kemudia ditindaklanjuti dengan pemantauan (monitoring) atas rekomendasi yang telah diberikan
  4. Audit Khusus (Audit Investigasi atau Audit Kecurangan/Fraud Audit) : Audit khusus merupakan upaya untuk menentukan sejauhmana perusahaan dirugikan atas kasus yang telah diindentifikasikan sebelumnya, sehingga dapat diketahui atau dapat diperkirakan jumlah kerugian tersebut. 

Jasa Non Audit

    1. Kajian Manajemen : Kajian Manajemen merupakan analisa mendalam yang dirancang untuk memecahkan masalah manajemen. Kajian Manajemen ini dilakukan atas permintaan kepala divisi yang menyadari ada kelemahan ataua kekurangan di unit tertentu. Kecenderungannya saat ini perusahaan sering menyerahakan Kajian Manajemen kepada konsultan independen karena SPI belum memiliki seorang spesialis yang bisa melakukan kajian manajemen seefektif konsultan independen. 
      • Contoh perubahan informasi teknologi untuk produksi dan keuangan dari sistem lama ke sistem general. Kemudian Pelaporan Manajemen Risiko ke OJK
    2. Review Due Dilligence

 Tujuan dan Manfaat SPI

Tujuan keberadaan SPI adalah untuk membantu manajemen dalam rangka mengendalikan operasi perusahaan agar dapat mencapai tujuan organisasi dengan ekonomis, efisien dan efektif.

Manfaat bagi manajemen dengan keberadaan SPI adalah memberikan lebih banyak waktu bagi manajeman untuk memikirkan hal-hal yang lebih strategis, disamping sebagai unit yang membantu dalam pengendalian dan analisis berbagai masalah operasioanl.

Peran SPI di ABB

Bergeser dari sekedar Watchdog menjadi Guardian Angel bagi ABB atau yang dulunya sebagai polisi sekarang lebih menjadi konsultan, sehingga perannya bukan hanya sekesar mengkritisi melainkan lebih kepada memberikan bantuan kepada perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Lebih khusus   lagi, dewasa ini SPI dapat berperan membantu manajemen dalam hal-hal beirkut:
    1. Memonitor aktivitas  
    2. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko
    3. Menvalidasi laporan untuk manajemen senior
    4. Membantu proses pengambilan keputusan
    5. Merivew kegiatan yang sudah berlalu dan sedang berjalan
    6. Membantu Kepala Divisi
Dari peran-peran SPI tersebut, terlihat bahwa peran SPI sangat dekat dengan pengendalian. SPI sendiri sebenarnya merupakan sebuah pengendalian organisasional yang fungsinya dilakukan dengan cara mengukur dan mengevaluasi ekeftivitas pengendalian lainnya.

 SPI yang bekerja secara efektif akan menjadi ahli dalam mewujudkan rancangan semua jenis pengendalian serta implementasinya dalam format terbaik yang memungkinkan integrasi terbaik dari total sistem pengelaian internm menjadikan SPI mampu menguji dan mengevaluasi aktivitas organisasi serta menyediakan jasa kepada perusahaan melalui pengendalian intern.

Hubungan Auditor Internal dengan Manajemen/Direksi, Komite Audit dan Komisaris
  1. Hubungan SPI dengan Manajemen/Direks. Posisi SPI dalam perusahaan saat ini sebagai pembantu langsung Dirut dalam menunjang jalannya operasi perusahaan. Dengan posisi ini diharapkan SPI memiliki tingkat independensi yang cukup dan memadai alam melaksanakan fungsinya
  2. Hubunngan SPI dengan Komisaris/Komite Audit . Komisaris perusahaan yang bertugas untuk mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan persero serta memberikan nasehat kepada DIreksi dalam tugasnya dibanti oleh komite audit dan komite lainnya. Keberadaan komite audit selain membantu Komisaris dan Dewan Pengawas, berperan juga untuk memperkuat posisi SPI. Komite audit juga berpesan sebagai mediator perselisihan antara SPI dan perusahaan. SPI dalam hal tertentu perlu berkomunikasi lanhsung dengan komite audit. Contohnya, dalam mengidentifikasi fraud yang melibatkan manajemen senior ataupun fraud yang mengakibatkan salah penyajian secara material.

Karakteristik dan Tanggung Jawab Komite Audit di ABB
    1. Komite audit terdiri dari 1 (satu) Ketua Komite Audit dan 2 (dua) anggota yang bukan manajemen eksekutif 
    2. Fungsi Komite Audit

BAB II PENGENDALIAN INTERNAL
Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian menurut standar profesi audit internal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen, dewan  pengawas, atau pihak lain, termasuk komite audit, untuk mengelola risiko dan meningkatkan kemungkinan pencapaian tujugan organisasi.

Pengendalian internal sifatnya dinamis. tidak hanya berada pada satu tempat atau waktu saja, tetapi berada sepanjang proses berlangsungnya aktivitas operasi. Efektivitas pengendalian sangat ditentukan oleh kualitas manusia yang terlibat dalam proses atau aktivitas operasi, baik dari segi moralitas , keahlian, maupun  motivasi kerjanya. pengendalian yang efektif akan dapat menjaga kekayaan perusahaan dari kesalahan pemanfaatan atau penyalahgunaan, menjaga integritas dan keandalan informasi keuangan dan operasi, meningkaakan efektivias dan efisiensi operasi, serta mendorong ketaatan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku. 

Kerangka pengendalian yang diberika COSO (The Commitee of Sponsoring Organization) meliputi:

  1. Lingkungan Pengendalian
  2. Penilaian Risiko
  3. Aktivitas Pengendalian
Informasi dan Komunikasi
  1. Monitoring  

Pengendalian Internal dan Pencapaian Tujuan Organisasi

Pengendalian internal diperlukan untuk menjamin agar setiap aktivitas dapat memenuhi tujuan yang telah ditentukan. Alasannya adalah karena setiap kegiatan operasi akan selalu erganggu dengan adanya berbagai risiko, antara lain risiko bawaan yang melekat pada setiap aset, transaksi, atau mekanisme kerja yang digunakan. Dengan kata lain pengendalian yang efektif untuk masing-masing aktivitas akan meminalkan pengaruh dari risiko sehingga aktivitas operasi akan lebih terjamin untuk mencapai tjuan operasi yang bersangkutan sekaligus tujuan organisasi secara keseluruhan.


Sarana dan Metode Pengendalian Internal

Sawyer dalam bukunya yang berjudul "Internal Auditing" menyatakan bahwa pengendalian itu mempekerjakan seluruh sarana atau alat yang digunakan dalam organisasi untuk meningkatkan, mengarahkan, mengatur, mengawasi, dan mengecek berbagai macam aktivitas organisasi yang bersangkutan supaya mencapai maksud yang akan dicapai
Alat untuk mencapai pengendalian antara lain:
    1. Organisasi
    2. Kebijakan
    3. Prosedur
    4. Personnel
    5. Akuntansi
    6. Penganggaran
    7. Pelaporan
    8. Review Internal
Peran dan Tanggung Jawab Manajemen



  1. Peran dan Tanggung Jawab Auditor
BAB III PERENCANAAN PENUGASAN
  1. Standar Audit Untuk Perencanaan Penugasan
  2. Kegiatan yang dilakukan di Tahap Perencanaan
  3. Survei Pendahuluan
  4. Penyusunan Audit Program

BAB IV PELAKSANAAN PENGUJIAN
  1. Pengertia Dan Teknik-Teknik Pengujian
  2. Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Pelaksanaan Pengujian 
  3. Bukti Audit (Informasi Hasil Audit)
  4. Kertas Kerja Audit
BAB V KOMUNIKASI HASIL PENUGASAN
  1. Overview
  2. Prinsip Komunikasi Penugasan
  3. Isi dan Format : Kriteria Komunikasi (Standar 2410)
  4. Kualitas komunikasi hasil penugasan (Standar 2420)
  5. Pembahasan dengan auditee

Definisi Audit Internal

Menurut IIA (Institute of Internal Auditor)

Internal Auditing is an independent objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization's operations. It helps an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process

Perkembangan Internal Auditor "Old Package , New Paradigm"

Internal auditing is an independent, objectibe



Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Morf, Morfem, Alomorf, dan Kata

CODE SWITCHING, CODE MIXING, AND INTERFERENCE

Pengenalan Morfem (prinsip-prinsip pengenalan Morfem)