PEMASARAN ASURANSI TERKINI



I.            PENDAHULUAN
Babak baru formasi sosial dunia atau Era pasar bebas atau yang biasa disebut  dengan era globalisasi sering didengungkan oleh para pemerhati ekonomi, politik dan teknologi sejak beberapa dekade lalu, tepatnya sekitar tahun delapan puluhan hingga sekarang ini. Pemunculannya sangat berkaitan erat dengan 3 peristiwa besar yang masing-masing mewakili unsur ekonomi, politik dan teknologi.
Ketiga peristiwa itu adalah:
  • 1.      Unsur Politik : berupa berakhirnya perang dingin antara Timur – yang dalam hal ini diwakili oleh Uni Soviet – dan Barat – yang dalam hal ini diwakili oleh Amerika. Tentu saja dengan “kekalahan” di pihak Uni Soviet yang belakangan harus rela membiarkan wilayahnya tercabik dan melepaskan diri satu persatu.
  • 2.      Unsur Teknologi: yang mewujud dalam revolusi informasi, dimana dunia menyaksikan ledakan yang luar biasa dalam bidang telekomunikasi dan arus perpindahan informasi yang tak terkendali dari satu tempat ke tempat yang lain
  • 3.      Unsur Ekonomi: berupa lahirnya Organisasi Perdagangan Dunia(WTO) pada tahun 1995 yang kemudian menjadi bibit persemaian awal ide pasar dan perdagangan bebas diantara semua negara.

       Di zaman sekarang ini, disaat kita- setidaknya secara kasat mata tidak lagi melihat bentuk-bentuk imperialisme  klasik (penjajahan) atas bangsa lain, gelombang globalisasi dengan dukungan perkembangan telekomunikasi dan transportasi yang berkembang nyaris setiap detik, justru menjelma menjadi fenomena yang tak mungkin lagi terbendung. Kita nampaknya tidak mempunyai pilihan lain selain turut serta menjadi “pemain” dalam arusnya yang sangat kuat.
Saat ini dunia bisnis termasuk asuransi menghadapi tiga tantangan sekaligus peluang yaitu: globaliasasi, kemajuan teknologi dan deregulasi. Ditengah arus globalisasi dunia bisnis, pelaku asuransi dituntut untuk selalu bisa merubah segala sesuatu untuk menjadi positif yang bisa mendatangkan keuntungan, tidak bisa hanya menjual / menghasilkan suatu jasa tetapi juga memberikan layanan / service bagi pelanggan. Pelayanan ini sangat variatif karena di era perdagangan bebas ini pelayanan untuk pelanggan merupakan poin nilai yang sangat penting yang akan membedakan dengan produk kompetitor lain. Sehingga dibutuhkan konsep dan strategi pemasaran yang tepat untuk masa kini dan yang akan datang.

II.            ANALISA PEMIKIRAN
Menurut Amsrtong dan Kotler (2004, p.5), marketing adalah “A societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering and freely exchanging products and services of value with others”.
Definisi marketing menurut Hermawan Kartajaya yaitu upaya menciptakan inovasi, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai-nilai. Dalam hal ini, akan sia-sia bila inovasi yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan profit tidak dikomunikasikan lewat media yang tepat serta tidak mempunayi value bagi pelangannya. Karena itu, tiga aspek yang tercantum dalam definisi yang dijelaskan Philip Kotler harus dijalankan secara untuk tidak boleh setengah-setengah (Kartajaya, 2002).
Pengertian Marketing Strategy menurut Armstrong dan Kotler (2004, p.34), yaitu “The marketing logic by which the business unit hopes to achieve its marketing.
Menurut Philip dan Duncan Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen. (pemasaran, 2001)
Menurut Organisasi.Org Marketing atau Pemasaran adalah suatu perpaduan dari aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu. Dengan adanya pemasaran konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara sendiri-sendiri dengan melakukan pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasaran sehingga akan ada banyak waktu konsumen untuk kegiatan yang dikuasai atau disukai.
George E. Belch dan Michael A. Belch, dalam buku Advertising & Promotion: an IMC Perspective, 2007:8 mengemukakan definisi konsep pemasaran sebagai fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk kreasi, komunikasi dan penyampaian nilai kepada para pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan yang memberikan manfaat bagi organisasi dan para pemangku kepentingan (stakeholders) yang memiliki hubungan erat dengan organisasi.
Pengertian Marketing Strategy menurut Armstrong dan Kotler (2004, p.34), yaitu “The marketing logic by which the business unit hopes to achieve its marketing.
Perilaku konsumen menjadi masukan bagi pemasar untuk mengembangkan strategi pemasaran, maka suatu perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang mampu mempengaruhi konsumen yang menjadi target marketnya, sehingga penentuan konsep pemasaran, segmentasi pasar, pemilihan pasar sasaran dan kemudian positioning sebagai pedoman dari strategii bauran pemasaran menjadi penting untuk dibuat.
Dalam kegiatan pemasaran dikenal konsep 4P yaitu Product, Price, Placement and Promotion konsep ini selalu digunakan oelh pelaku bisnis baik yang baru memulai usaha maupun yang sedang mengembangkan usahanya.
Product
Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar umumnya menjadi langkah paling awal. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa sumber. Cara termudah adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang ingin dijual, dan melakukan riset ke target pasar mengenai kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Hasil dari riset tersebut diharapkan memberikan informasi yang lebih akurat mengenai prospek pasar yang akan dimasukinya dan produk macam mana yang diharapkan oleh target pasar.
Price
Menentukan harga produk tidak semudah yang dibayangkan. Pertanyaan utamanya adalah, Bilamanakah harga produk atau jasa dapat diterima oleh pasar? Cara yang umum digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari awal disiapkan hingga siap jual. Setiap produk memiliki berbagai komponen biayanya sendiri, dari awal produksi hingga produk tersebut dipajang di rak-rak display penjualan. Menentukan harga berdasarkan biaya dilakukan dengan menambahkan presentase margin tertentu ke biaya produk, dan presentase tersebut dianggap sebagai keuntungan. Persentase didapatkan sesuai dengan rata-rata margin di pasaran. Menggunakan metode ini memiliki kelemahan sendiri. Produk akan mengalami krisis keunikan (uniqueness) dimana keunikan yang memiliki daya pembeda produk dari saingannya luput diperhitungkan. Keunikan justru mampu membantu produk agar memiliki harga premium di pasar.
Placement
Tidak kalah penting adalah mengenai dimana produk tersebut yang akan ditawarkan tersebut mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju. Pada beberapa industri, misalnya ritel atau restoran, masalah penempatan berarti sangat penting. Ungkapan “Lokasi, Lokasi, Lokasi” sebaiknya sangat diperhatikan oleh wirausaha, karena bisa jadi pemilihan lokasi tempat usaha yang buruk dapat berakibat langsung kepada kegagalan dari usaha yang dijalankan.
Promotion
Aspek penting lainnya adalah mengenai promosi dari produk. Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar pelanggan tergerak untuk membelinya. Salah satu cara berpromosi efektif adalah dengan beriklan. Bagi wirausaha yang baru memulai bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi-nya. Untuk mendapatkan efektifitas beriklan sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benar-benar cocok dengan karakter target pasar dari produk. Mungkin tidak diperlukan untuk memasang iklan di segala media/tempat karena belum tentu berpengaruh kepada peningkatan penjualan. Selain itu pemasangan iklan juga berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan. Pada tahap-tahap awal memulai bisnis, sebaiknya masalah biaya mendapat perhatian khusus agar tidak menjadi ganjalan dalam operasional usaha. Tentukan juga tujuan dari promosi, apakah untuk menciptakan kesadaran merek atau dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan. Jangan lupa untuk mengukur hasil dari setiap kegiatan promosi yang dilakukan, apakah sesuai dengan harapan atau masih perlu perbaikan untuk kegiatan promosi berikutnya.
III.            PERKEMBANGAN TERKINI ASURANSI
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
Globalisasi, menawarkan berbagai macam kemudahan bagi masyarakat di belahan dunia manapun, sehingga setiap orang dalam arus bawah sadar – termasuk negara - akan mengikuti ciptaan globalisasi tersebut.
Era globalisasi ini sarat dengan berbagai persaingan yang begitu ketat dan tajam dari berbagai sektor yaitu sektor riil dan keuangan. Persaingan itu tidak lepas dari semua unsur kebutuhan manusia yang selalu berkembang setiap detiknya. Manusia terus berpikir dan melakukan suatu reka baru atau innovation yaitu melakukan proses pengembangan pemanfaatan / mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk teknologi) dan menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan / atau jasa), proses,   sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Di dalam negeri, sektor riil berupa barang senantiasa mengalami dinamika. Produksi barang-barang dalam negeri cenderung merosot seperti tekstil tak terkecuali batik karena masuknya produk-produk pendatang dari China yang sejenis dengan kualitas lebih baik dan harga yang bersaing. Melihat perkembangannya sektor riil di negeri ini, lebih sering dijadikan pasar produk-produk impor daripada sebagai produsen. Hampir semua kebutuhan sektor riil disuplai oleh impor seperti beras, gula, kedelai, bahkan garam. Selain itu juga terutama yng menyangkut kebutuhan barang-barang berkaitan dengan teknologi (barang-barang elektronik) seperti televisi, handphome, mobil, sepeda motor, kereta api semuanya adalah produk impor.
Selain sektor rill diatas, globalisasi juga merambah ke industri asuransi. Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, Hendrisman Rahim mengungkapkan persaingan di industri asuransi jiwa akan cukup ketat walaupun masih diaggap sehat. Hal ini terlihat dari lima besar perusahaan asuransi jiwa pada tahun 2011 ditempati oleh perusahaan-perusahaan joint  venture.
Hari Asuransi Indonesia 2012 mengangkat tema “Asuransi untuk Semua” dengan harapan bahwa asuransi akan dapat menjangkau dan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Karena peningkatan kesadaran masyarakat terhadap asuransi, tentu akan berdampak positif terhadap industri perasuransian Indonesia secara keseluruhan.
Pada acara Indonesia Rendezvous ke 18 tanggal 3-6 Oktober 2012, yang dihadiri oleh 470 peserta dari berbagai kalangan pelaku industri asuransi kerugian, asuransi jiwa, reasuransi dan usaha penunjang usaha asuransi dari China, Hongkong, Thailand, Jepang, Malaysia, Singapura, Afika Selatan, Sudan, Inggris dan Indonesia sebagai tuan rumah, disampaikan bahwa  industri asuransi Indonesia mulai tahun 2012 akan fokus pada penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) yang merupakan ketentuan dalam pembuatan laporan keuangan di Indonesia. Dimana tujuan dari IFRS adalah untuk memfasilitasi pemahaman tentang laporan keuangan yang dikenal secara international.
Tahun 2012 juga merupakan tahun terbentuknya Financial Services Authority (FSA)  atau lebih dikenal dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang memiliki fungsi, tugas dan wewenang untuk mengatur, mengawasi dan menyelidiki Sektor Jasa Keuangan di Indonesia.
Industri Asuransi di Indonesia terbagi menjadi Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah. Saat ini terdapat 83 perusahaan asuransi kerugian, 44 perusahan asuransi jiwa, 4 perusahaan reasuransi dan lebih dari 160 perusahaan penunjang asuransi.
Sementara pada kenyataannya industri asuransi di Indonesia masih terbilang kurang berkembang di bandingkan perbankan. Menghadapi kondisi ini, para pelaku asuransi dituntut mampu berinovasi dan membuat promosi yang lebih memikat. Salah satunya inovasi produk.
Sampai akhir tahun 2011, menurut Chief Business Officer MarkPlus, Taufik, terhitung ada 585 produk asuransi baru yang tercatat di BAPEPAM-LK. Sayangnya, produk ini masih didominasi oleh produk asuransi  jiwa. Salah satu produk yang menjadi unggulan saat ini adalah asuransi mikro atau produk-produk asuransi berbiaya rendah yang ditujukan kepada kelompok yang belum tergarap selama ini. Kemudian Produk hibrida atau produk campuran, misalnya produk perbankan (deposito) digabung dengan produk asuransi jiwa,  produk asuransi unit link dan lain-lain
Perusahaan asuransi kerugian / umum disarankan terlebih dahulu untuk membenahi sistem teknlogi dan informasi (IT) nya agar lebih inovatif dalam menghasilkan produk. Karena perusahaan yang sudah melakukan pembenahan IT umumnya memiliki basis data yang lebih baik sehingga dapat lebih produktif. Agar dapat berkompetisi di bisnis pengelolaan risiko, pelaku asuransi khususnya kerugian harus siap berinvestasi tidak saja IT tetapi juga sumber daya manusia.
Guna memenangkan persaingan yang semakin ketat, penggunaan teknologi informsi (IT) tidak dapat ditawar-tawar lagi. Karena IT berperan lebih dari sekedar meningkatkan efisiensi dalam menjalankan roda usaha perusahaan, tetapi juga sebagai strategi jangka panjang untuk menarik klien dengan menawarkan berbagai kemudahan dalam bertransaksi.


IV.            HAL-HAL YANG PERLU DALAM INDUSTRI ASURANSI KERUGIAN

Seperti yang dijelaskan pada bagian II bahwa industri asuransi kerugian harus terlebih dahulu membenahi sistem informasi dan teknologi (IT), maka ada beberapa hal yang perlu dalam industri asuransi kerugian terkait dengan konsep pemasaran asuransi terkini.

E-Commerce.
Konsep pemasaran asuransi kerugian terkini yang pertama adalah e-commerce. Penggunaan e-commerce di perusahaan asuransi secara umum digunakan untuk 4 tujuan yaitu situs perusahaan resmi (official website), informasi mengenai produk asuransi melalui website, penjualan prosuk asuransi online, serta pengadaan (barang) secara online. Garven (2002) menyatakan bahwa penggunaan e-commerce menyebabkan perusahaan asuransi beralih dari pendekatan berorientasi produk ke pendekatan berorientasi pelanggan. Karena biaya pencarian akan menjadi murah untuk pelanggan, maka akan memunculkan semakin banyak strategi penetapan harga dan transparansi kualitas. Hal ini akan memperkuat disiplin pasar dalam lingkungan yang semakin kompetitif.

Bancassurance
Konsep pemasaran asuransi kerugian terkini kedua adalah bancassurance. Bancassurance adalah produk asuransi yang dikembangkan dan didistribusikan melalui jaringan bank. Distribusi produk ini mampu memberikan manfaat bagi perusahaan asuransi maupun perbankan seperti memberikan nilai tambah bagi nasabah, meningkatkan loyalitas nasabah, merealisasikan one-stop financial service center, sumber fee based income yang potensial bagi bank, meningkatkan pendapatan premi asuransi dan akuisisi nasabah baru.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai potensi bisnis bancassurance di Indonesia masih sangat besar. Terlebih, persentase penduduk yang berasuransi masih sangat kecil yaitu 10% dari total penduduk Indonesia.Saat ini jalur distribusi penjualan produk asuransi masih didominasi oleh jalur keagenan dengan persentase sekitar 90%. Baru sekitar 15-17% dari nasabah bank yang membeli polis asuransi melalui bancassurance.
Beberapa point mengapa pemasaran asuransi melalui bancassurance sangat menguntungkan, pertama, instituse perbankan masih dianggap sebagai institusi terpercaya. Kedua, perbankan memiliki banyak cabang yang dapat dimanfaatkan asuransi, dan distribusi cabang yang tersebar sampai pelosok Indonesia.

Kartu kredit
Dalam industri asuransi memang dikenal lembaga asuransi kredit yang berfungsi untuk menanggung resiko gagal bayar oelh pemegang kartu kredit. Akan tetapi asuransi tersebut tidak bersifat wajib, melainkn bergantung pada kebijakan bank dan persetujuan dari pemegang kartu. Konsep pemasaran asuransi kerugian terkini ketiga adalah bekerja sama dengan bank penerbit kartu kredit untuk dapat menjamin ketidakmampuan atau kegagalan atau tidak terpenuhinya kewajiban debitur apabila debitur mengalami kecelakaan. Selama ini asuransi kartu kredit di dominasi oleh asuransi jiwa.

Micro insurance
Konsep pemasaran asuransi terkini yang keempat adalah Microinsurance. Perusahaan asuransi kerugian harus dapat menciptakan atau menghasilkan produk yang dapat menjangkau masyarakat bawah. Microinsurance dapat didefinisikan sebagai produk asuransi yang dirancang khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses pada asuransi. Lingkup jaminan asuransi tidak terlalu besar dan preminya murah. 4 alasan mengapa micro insurance menarik minat asuransi di Indonesia, pertama, walau menjadikan masyarakat yang berpenghasilan rendah sebagai sasaran, micro insurance ternyata bukan asuransi sosial yang hanya “menyumbang” atau merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) perusaha ansuransi. Dua, pihak perbankan dan lembaga pembiayaan keuangan mikro yang sudah lebih awal masuk pada masyarakat berpenghasilan rendah ternyata sangat membutuhkan asuransi sebagai “pengaman” bagi kegagalan pengembalian pinjaman akibat musibah yang tak terduga. Tiga, tak dapat dipungkiri bahwa kalangan masyarakat berpenghasilan rendah merupakan jumlah terbanyak dalam seluruh populsi penduduk Indonesia. Empat, the law of the large number dan spreading of risk. Faktanya, hingga saat ini hanya sedikit perusahaan asuransi khususnya kerugian yang berminat terjun langsung menciptakan produk micro insurance dan menjualnya ke masyarakat. Satu-satunya hambatan bagi perusahaan asuransi adalah bagaimana menemukan jalur distribusi penjualan micro insurance yang ekonomis. Belajar dari pengalaman beberapa negara yang telah menjalankan micro insurance, beberapa cara yang bisa ditiru adalah melakukan sinergi operasi dengan pelaku keuangan mikro, lembaga swadaya masyarakat (LSM), koperasi, toko mini swalayan, dan komunitas jejaring sosial yang tengah marak terbentuk. Lalu penggunaan teknologi informasi (IT) seperti pembelian asuransi menggunakan kartu “voucher” yang didaftarkan melalui short message services (SMS). Yang terakhir adalah kreativitas, ketajaman intuisi dalam melihat peluang, memperhatikan kemajuan teknologi, serta meneropong perubahan gaya hidup masyarakat.
Sedangkan strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pemasaran dengan lebih luas dan berkualitas tinggi adalah:
1.      Memperluas Networking / Jaringan
Dalam dunia pemasaran saat ini, pelaku asuransi tidak lagi hanya bergantung kepada siapa yang dikenal saja tetapi harus dapat memperkenalkan diri kepada orang lain yang belum dikenal.
2.      Memanfaatkan media sosial

V.            KESIMPULAN
Sesuai tema Hari Asuransi Indonesia 2012 “Asuransi untuk Semua” diharapkan bahwa asuransi saat ini telah menjangkau dan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Produk microinsurance adalah cara jitu untuk mengdongkrak pemasaran sehingga dapat meningkatkan profit. Sekarang tinggal bagaimana memasarkan produk tersebut karena faktanya, hingga saat ini hanya sedikit perusahaan asuransi khususnya kerugian yang berminat terjun langsung menciptakan produk micro insurance dan menjualnya ke masyarakat.
Satu-satunya hambatan bagi perusahaan asuransi adalah bagaimana menemukan jalur distribusi penjualan micro insurance  yang ekonomis.
Belajar dari pengalaman beberapa negara yang telah menjalankan micro insurance, beberapa cara yang bisa ditiru adalah melakukan sinergi operasi dengan pelaku keuangan mikro, lembaga swadaya masyarakat (LSM), koperasi, toko mini swalayan, dan komunitas jejaring sosial yang tengah marak terbentuk. Lalu penggunaan teknologi informasi (IT) seperti pembelian asuransi menggunakan kartu “voucher” yang didaftarkan melalui short message services (SMS). Yang terakhir adalah kreativitas, ketajaman intuisi dalam melihat peluang, memperhatikan kemajuan teknologi, serta meneropong perubahan gaya hidup masyarakat.
Sebagi perusahaan yang berkompetisi di bisnis pengelolaan risiko, asuransi kerugian disaranakan membenahi sistem informasi dan teknologi (IT) agar memiliki basis data yang lebih baik sehingga dapat lebih produktif dan inovatif.  sehingga dapat lebih produktif.
Kehadiran OJK sebagai lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang memiliki fungsi, tugas dan wewenang untuk mengatur, mengawasi dan menyelidiki sektor jasa keuangan di Indonesia diharapkan dapat mengurangi terjadinya persaingan yang kurang sehat diantara pelaku asuransi.
Sebenarnya konep pemasaran terkini lebih banyak konvensional
SEKIAN

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengertian Morf, Morfem, Alomorf, dan Kata

PRINSIP INDEMNITY

CODE SWITCHING, CODE MIXING, AND INTERFERENCE